Generasi Millenial dan Dunia Pekerjaan

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2017 menunjukkan jumlah generasi milenial atau mereka yang lahir dalam rentang tahun 1981-2000 adalah sebesar 88 juta jiwa atau 33.75 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini dikutip dalam laporan survey yang dilakukan Deloitte Indonesia. Diperkirakan jumlah generasi milenial akan terus meningkat.

Jumlah generasi milenial Indonesia adalah terbesar jika kita bandingkan dengan generasi lainnya. Pada tahun yang sama jumlah generasi terbanyak ke-2 di Indonesia adalah generasi Z yaitu 29.23 persen, generasi X sebesar 25.74 persen dan yang paling sedikit adalah generasi baby boomers dan veteran yaitu 11.27 persen. Sebagai penguasa demografi Indonesia keberadaan milenial menjadi peluang sekaligus tantangan dalam menentukan pembangunan negara masa sekarang dan masa depan.

Karakteristik Generasi Milenial Pada Dunia Kerja

Generasi milenial menjadi sumber daya manusia dengan potensi luar biasa yang sangat dibutuhkan pada masa teknologi komunikasi berkembang dengan pesat. Dua karakteristik utama yang terlihat pada generasi ini adalah mereka saling terhubung dan solah tak bisa dibatasi. Keberadaan jaringan wifi, internet, smartphone dan laptop memungkinkan mereka untuk saling terhubung dan mempunyai perspektif tidak terbatas.

Sisi unik dari milenial jika kita bandingkan dengan generasi sebelumnya adalah kepiawaiannya beradaptasi dengan teknologi. Dicky Kartikoyono selaku Direktur Sumber Daya Manusia Bank Indonesia menilai generasi milenial pada umumnya adalah teach savvy.

Keunikan ini menyebabkan milenial memiliki pola pikir berbeda jika dibandingkan generasi sebelumnya, termasuk pada dunia pekerjaan. Pambudi Sunarsihanto selaku Ketua Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia menjelaskan jika milenial mempunyai attention span yang lebih cepat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini membuat gaya komunikasi dan cara hidup milenial berbeda, maka tidak mengherankan jika mereka memiliki harapan perkembangan diri yang lebih cepat, berganti posisi dan karir dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Hasil laporan Gallup pada tahun 2016 dengan judul “How Millennials Want to Work and Live” menjelaskan empat karakteristik utama milenial dalam pekerjaan. Karakter pertama adalah mereka tidak memiliki keterikatan dalam pekerjaan, hal ini menyebabkan tingginya turnover karyawan generasi milenial. Kedua, milenial saling terhubung berkat koneksi internet sehingga mereka mempunyai perspektif global yang terlihat dari cara milenial berinteraksi, pandangan hidup yang mereka miliki termasuk pendekatannya dalam pekerjaan. Karakter selanjutnya adalah mereka ingin bebas dari aturan tempat kerja dan standar kinerja manajemen perusahaan. Keempat milenial percaya jika kehidupan dan pekerjaan yang mereka jalankan harus memiliki makna.

Alasan Milenial Ketika Memilih Pekerjaan

Karakter unik yang generasi milenial miliki membuat mereka memiliki standar dan alasan tersendiri dalam memilih pekerjaan impiannya. Deloitte Indonesia melakukan survei dengan responden terbatas pada bulan Februari sampai Maret 2019 untuk melihat pandangan generasi milenial mengenai dunia kerja. Hasil penelitian tersebut terlihat pada gambar di bawah ini:

Deloitte Indonesia/Pendapat Millenial Mengenai Dunia Kerja

Hasil survei dengan pernyataan 0.30 persen responden survey menyimpulkan jika alasan terkuat milenial memilih pekerjaan adalah memperoleh pengalaman. Alasan terkuat kedua milenial memilih suatu pekerjaan adalah penghasilan yang mereka dapatkan, sebanyak 27.27 persen responden menyetujui hal tersebut. 22.22 persen lainnya memilih bekerja karena mengumpulkan modal untuk membuka bisnis sendiri. 10 persen dari responden berpendapat memilih pekerjaan karena status bekerja yang mereka miliki memberikan rasa aman dalam lingkungan sosial. 10 persen tersisa berpendapat bekerja untuk membangun jaringan.

Alasan Generasi Milenial Bertahan dengan Pekerjaannya

Survei tersebut juga menjelaskan jika 49.5 persen generasi milenial waktu ideal untuk bertahan pada suatu pekerjaan adalah selama 3 sampai 5 tahun. Sedangkan, 24% lainnya mengaku waktu idealnya nya 1 sampai 2 tahun. 15 persen lainnya berpendapat jika waktu kerja ideal di suatu tempat adalah lebih dari 5 tahun.

Alasan utama milenial bisa bertahan dengan pekerjaannya adalah suasana kerja, hal ini terpilih oleh 38% responden. Generasi milenial berpendapat jika pimpinan yang bisa berdiskusi bersama dan komunikasi dengan nyaman terkait pekerjaan dan di luar pekerjaan akan meningkatkan loyalitas mereka pada pekerjaan dan perusahaan. 23% responden lainnya menyebutkan alasan mereka bertahan pada pekerjaan adalah agar CV mereka terlihat menarik karena tidak turnover pekerjaan terlalu sering, alasan lainnya bertahan adalah kekhawatiran ketidakcocokan dengan rekan kerja di tempat baru. 20% responden menyebutkan alasan bertahan karena belum menemukan pekerjaan yang mereka inginkan. Sedangkan 6% lainnya bertahan karena terikat kontrak.

Sedangkan keputusan milenial yang memilih mundur dari pekerjaan karena menginginkan suasana baru dalam pekerjaan, mengharapkan tantangan baru dan juga koneksi lebih luas dengan mitra kerja baik internal maupun eksternal.

Harapan Generasi Milenial dalam Dunia Kerja

Pandangan global mengenai generasi milenial, membuat mereka memiliki harapan tersendiri dalam dunia kerja. Hasil survei menunjukkan jika 83% responden milenial berharap jika lingkungan kerja mereka mampu mendukung pertumbuhan pribadi. Harapan kedua dengan 81% responden adalah suasana kerja yang menyenangkan, 44% berharap pemenuhan diri. Generasi tidak terlalu mengharapkan remunerasi dalam pekerjaannya, faktor ini menjadi harapan keempat bagi generasi milenial. Harapan lainnya bagi mereka dalam dunia kerja adalah tujuan bisnis tempat mereka bekerja mempunyai perhatian sosial. Faktor lainnya adalah perlakuan adil dan transparan dari atasan, pemimpin yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, suasana saling belajar dan juga keberanian dan ketegasan perusahaan untuk mengungkap kasus penipuan dan penggelapan.

Memahami karakter, alasan, dan harapan generasi milenial dalam bekerja akan membantu meningkatkan loyalitas generasi milenial terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Tentang Penulis

Defka Yuliani