Apa itu Munchausen Syndrome?

Pernahkah Anda berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian atau rasa simpati dari orang lain? Atau mendiagnosa diri mengidap penyakit yang berbahaya padahal tidak ada gejala yang berhubungan dengan penyakit tersebut? Hal tersebut mungkin tidak asing dan merupakan hal biasa bagi Anda yang melakukannya. Akan tetapi, kondisi tersebut menjadi sebuah sindrom jika Anda sering melakukannya.

Apa itu Munchausen Syndrome?

Kondisi dimana seseorang suka berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian dinamakan dengan Munchausen Syndrome. Sindrom Munchausen adalah salah satu gangguan mental yang dicirikan pada seseorang yang berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian dan rasa simpati dari orang-orang. Kondisi ini dapat disebut juga dengan factitious disorder, sindrom ini biasa dialami oleh orang-orang yang berusia dewasa muda, dan tergolong kedalam masalah mental karena berkaitan dengan gangguan emosional.

Saat pengidap sindrom Munchausen pergi ke dokter untuk diperiksa penyakitnya, hasil dari pemeriksaan tersebut biasanya nihil atau tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Pada kasus ini pengidap sindrom Munchausen hanya berpura-pura. Di New York Amerika Serikat, terdapat kasus dari sindrom Munchausen yang dialami oleh anak belasan tahun. Anak tersebut berbohong mengalami serangan asma dan dirujuk ke rumah sakit, selain itu ia juga sengaja membuat dirinya kelaparan dan menenggak laksatif secara berlebihan.

Dari contoh kasus tersebut, seseorang yang memiliki sindrom ini bisa sangat meyakinkan, bahkan dokter bisa mengambil tindakan berupa operasi, hingga memberikan obat. Bagi penderita, tujuan dari tindakan yang dilakukannya ini bukan untuk mendapatkan keuntungan yang bersifat pribadi seperti uang, resep obat ataupun tindakan medis, melainkan yang bersifat psikologis seperti perhatian dan simpati.

Gejala Munchausen Syndrome

Hingga kini belum diketahui cara mencegah sindrom Munchausen, karena penyebabnya sendiri tidak bisa dijelaskan dengan pasti. Namun Anda perlu mengetahui gejala-gejala dari sindrom ini, beberapa gejalanya yaitu:

  1. Merasakan gejala penyakit yang tidak saling berhubungan.
  2. Tidak ditemukan masalah medis meski sudah diperiksa oleh dokter.
  3. Memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai penyakit.
  4. Ketika sakit, sulit untuk sembuh walau sudah menjalani berbagai perawatan, dan penyakit yang dialami kerap kambuh tanpa alasan yang jelas.
  5. Mendramatisasi riwayat medis.
  6. Enggan memberikan kesempatan bagi dokter menemui keluarga, kerabat, maupun dokter lain.
  7. Mengalami masalah pada identitas dan kepercayaan diri.

Sindrom Munchausen merupakan gangguan mental yang kompleks dan sulit untuk dipahami. Dari gejala yang disebutkan tadi, biasanya pengidap sindrom ini menolak untuk diterapi secara psikologis. Untuk mengetahui apakah Anda mengidap sindrom ini atau tidak, dua hal ini mungkin menjadi faktor munculnya sindrom Munchausen, diantaranya:

Trauma masa kecil

Sindrom Munchausen biasanya muncul dari trauma ketika Anda masih kecil, kemungkinan hal ini bisa terjadi adalah karena tidak mendapatkan perhatian penuh dari orang tua sehingga menimbulkan trauma. Karena trauma ini, sewaktu kecil Anda mungkin memiliki masalah yang belum terselesaikan dengan orang tua Anda, sehingga untuk mendapatkan perhatian, Anda memalsukan kondisi sakit.

Bukti lain menyebutkan, seseorang yang pernah mengalami banyak operasi dan prosedur medis saat masih kecil, lebih memungkinkan memiliki gangguan ini. Akibatnya mungkin karena ketika masih kecil memiliki ingatan yang dirasa nyaman oleh penderita karena mendapatkan perhatian penuh saat sakit. Oleh karena itu untuk mendapatkan kembali perhatian tersebut, ketika dewasa penderita berpura-pura sakit agar dapat perhatian yang membuatnya nyaman.

Gangguan kepribadian

Beberapa gangguan kepribadian yang dialami oleh penderita sindrom Munchausen menjadi salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Beberapa gangguan kepribadian tersebut adalah:

  • Gangguan kepribadian antisosial, yaitu gangguan yang memberikan kesenangan tersendiri pada penderita karena telah menipu dokter.
  • Gangguan kepribadian ambang, yaitu gangguan yang menyebabkan penderita sulit mengendalikan emosi mereka.
  • Gangguan kepribadian narsistik, yaitu gangguan yang membuat penderitanya merasa spesial dan sangat takut bila dianggap tidak berharga.

Kedua faktor tersebut bisa jadi salah satu penyebab dari sindrom Munchausen, apabila belum diketahui juga, konsultasikanlah dengan dokter atau psikolog yang dapat membantu memperbaiki gangguan mental ini. Sindrom Munchausen akan sangat beresiko bila dibiarkan, karena dapat berakibat pada masalah kesehatan bahkan kematian. Pasien sindrom Munchausen cenderung menyakiti dirinya sendiri bahkan beresiko mengalami percobaan bunuh diri.

Tentang Penulis

Vian Nauval