hiring bias adalah | aikrut

Waspada! Inilah Jenis Hiring Bias yang Akan Menimpa HRD

bias kognitif adalah | aikrut

Berpikir adalah keistimewaan setiap manusia. Melalui keistimewaan itu, HR dapat mengambil keputusan secara rasional. Akan tetapi keputusan tersebut tidak selamanya terlepas dari sebuah bias yang dinamakan hiring bias.

Seperti namanya, hiring bias adalah perasaan yang mungkin hanya terjadi pada para HR. Perasaan ini akan menilai kelayakan calon kandidat yang hanya berdasarkan naluri dan pengalaman Anda. Knocker mengatakan terdapat beberapa hal penyebab kemunculan prasangka tersebut yaitu pakaian, aksen hingga lingkungan tempat tinggalnya (Knocker, 2021).

Bias terjadi di bawah kesadaran Anda sehingga prasangka tersebut tidak dapat Anda hindari. Oleh karena itu, yang dapat Anda lakukan adalah meminimalisir kemunculan hiring bias. Hal itu berguna untuk mendapatkan karyawan yang presisi.

Lalu, apa saja jenis-jenis dari hiring bias yang perlu Anda waspadai dalam proses rekrutmen? Berikut selengkapnya.

1. Dunning-Kruger Effect

Dua Psikolog bernama David Dunning dan Justin Krueger pada tahun 1999 menemukan bias jenis ini. Anda akan merasa kebingungan dalam menentukan “mana yang lebih tahu” terhadap suatu hal.

Misalnya Anda sedang melakukan wawancara kelompok. Anda akan mengumpulkan beberapa calon kandidat dalam satu ruangan untuk diwawancara oleh perwakilan dari HRD. Saat Anda menyampaikan pertanyaan, mereka akan merespon dengan berbagai model.

Saat itu, Anda akan menemukan seseorang yang mampu menjawab pertanyaan dengan lancar dan menjawab dengan semangat yang tinggi. Inilah kemampuan Anda mulai diuji.

Anda menganggap bahwa dia adalah calon karyawan yang ideal secara subjektif. Akan tetapi, calon karyawan lain yang menjawab biasa saja, dinilai sebagai calon karyawan yang tidak memenuhi standar.

Hiring bias ini muncul karena superioritas dari mereka yang merasa paling mengetahui pertanyaan dalam interview. Oleh karena itu dia berusaha untuk menunjukkannya.

2. Hiring Bias Efek Jangkar

Hiring bias memiliki nama lain yaitu Anchoring Bias. Jenis ini menjelaskan bahwa apa yang Anda lihat pertama menjadi tolak ukur dalam menilai hal yang sama pada kemudian hari. HR akan rentan terkena bias jenis ini.

Hal itu terjadi saat proses rekrutmen karena Anda selalu “terbayang-bayang” dengan karyawan sebelumnya. Anda menganggap bahwa kemampuan karyawan yang sebelumnya sangat ideal pada posisi tersebut. Penilaian itu yang Anda bawa untuk melihat calon kandidat yang akan datang.

Ingatlah, semua orang punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Oleh karena itu sesuaikan kemampuan calon kandidat dengan job description pada posisi tersebut.

3. Bias Hindsight

Di dalam pikiran telah tertanamkan kejadian yang pernah dilalui. Kemudian Anda mempercayai bahwa kejadian itu berjalan sesuai prediksi Anda. Oleh karena itu, Anda merasa mampu memprediksi jawaban dari calon kandidat. Oleh karena itu bias tersebut bernama Bias Hindsight.

Dalam proses rekrutmen, Anda merasa diri sendiri mampu memprediksi jawaban dari pertanyaan saat interview. Pemikiran tersebut yang membuat Anda menilai bahwa semua kandidat adalah sama, tidak ada bedanya.

Salah satu jenis kognitif dianalisis untuk menemukan kesalahan dalam mengambil keputusan pada tahun 1970 an oleh beberapa Psikolog.

4. Self Serving Bias

Kegagalan akan menimpa seseorang orang tanpa terkecuali. Namun ada kalanya Anda akan menemukan seseorang yang tidak menerima kegagalan.

Ketidakmampuan itu mengakibat seseorang mudah menyalahkan orang lain atas kegagalan yang terjadi. Sebaliknya, Anda akan merasa sombong jika berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.

Ada sisi positif dari bias ini karena Anda berusaha percaya diri atas kemampuan yang dimiliki. Anda perlu memperlihatkan keberhasilan tersebut kepada orang lain. Hal itu karena Anda merasa bahwa itu adalah pencapaian terbaik.

Sama halnya dalam proses mendapatkan kandidat yang presisi. Anda mungkin akan membanggakan salah satu kandidat karena merasa bahwa dia adalah calon kandidat yang potensial dan ideal. Namun penilaian itu tidak selalu sama dengan orang lain.

5. Sunk Cost Fallacy

Manusia memang tidak mau rugi dalam segala hal. Sayangnya keputusan yang terburu-buru menyebabkan Anda malah merugi. Agar meminimalisir kerugian yang semakin besar, Anda terpaksa melakukan sesuatu yang sudah terlanjur tersebut.

Hiring bias Sunk Cost Fallacy bisa saja terjadi saat rekrutmen karyawan baru. Anda terpaksa menerima calon kandidat karena kesalahan seperti salah mengirimkan undangan interview dan diapun telah merespon kehadirannya. Karena respon yang baik dan merasa bersalah, Anda pun melanjutkan proses rekrutmen tersebut meskipun tidak sesuai sejak screening CV.

Pengambilan keputusan bisa saja karena beberapa hal. Salah satunya adalah kekurangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, Anda terpaksa untuk melanjutkan proses.

Jika Anda melakukan bias ini, masa depan perusahaan mungkin menjadi taruhannya. Selain itu hal yang tidak dapat Anda hindari adalah meningkatnya turnover.

Hiring Bias yang Perlu HR Tahu dan Hindari

Hiring bias di atas mungkin dapat menimpa Anda dalam proses rekrutmen. Alhasil akan berpengaruh dalam pemilihan karyawan yang presisi.

Oleh karena itu, Anda perlu dukungan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk meminimalisir ke-bias-an tersebut. Teknologi itu mili Aikrut.

Teknologi tersebut kami miliki pada semua fitur assesmen.

Kami akan membantu perusahaan Anda untuk mewujudkan karyawan yang presisi dengan mengandalkan teknologi terbaru.

Mari berlangganan Aikrut!

Refererensi:

https://www.idntimes.com/science/discovery/alfonsus-adi-putra-alfonsus/macam-bentuk-bias-kognitif

https://www.psychologytoday.com/us/basics/bias

https://kampuspsikologi.com/bias-kognitif-yang-sering-muncul/

https://money.kompas.com/read/2022/04/13/070000926/kenali-apa-itu-hiring-bias-pada-rekrutmen-karyawan?page=all#:~:text=Hiring%20bias%20adalah%20pendapat%20atau,rekruter%20(Knocker%2C%202021).

Tentang Penulis

Ella Dyan Septianing Tyas