confirmation bias adalah | aikrut

Confirmation Bias: Definisi Hingga Cara Mengatasinya

Setiap orang di dunia ini berbeda. Oleh karena itu kita semua punya penilaian sendiri terhadap hal apapun yang ada di dunia. Keberagaman itulah yang menghadirkan multitafsir antara Anda dengan orang lain. Sayangnya, banyak HRD yang lebih percaya dengan penilaian pribadi dan nalurinya sehingga hal itu dikenal dengan confirmation bias.

Sebagai HRD, Anda rawan untuk memiliki pemikiran bias konfirmasi. Pemikiran itu ada karena Anda terlalu mempercayai apa yang telah ada dalam pikiran.

Anda percaya bahwa segala pengetehuan dan keilmuan Anda adalah tolak ukur dalam menilai calon kandidat. Jika demikian, bias adalah hal yang bisa saja terus-menerus ada pada pikiran Anda.

Pemikiran itu yang harus Anda hilangkan untuk mendapatkan karyawan yang presisi.

Melalui artikel ini, Anda akan mengetahui definisi confirmation bias dan cara mengatasinya. Pastikan Anda telah membaca hingga akhir untuk memdapatkan solusi terbaik dalam mewujudkan karyawan yang sesuai dengan value perusahaan.

Confirmation Bias Dalam Proses Rekrutmen

Anda akan mengalami confirmation bias jika hanya mengutamakan naluri dan pengalaman tanpa mengimbanginya dengan penilian lainnya yang bersifat objektif. Hal-hal yang kerap menjadi bias dalam proses rekrutmen adalah domisili, umur, jenis kelamin hingga etnis calon kandidat.

Confirmation bias terjadi jika Anda memiliki tolak ukur yang subjektif. Umumnya, tolak ukur tersebut didasari oleh kandidat yang dianggap ideal pada posisi tersebut atas dasar subjektif saja. Oleh karena itu Anda hanya menilainya dengan berpatokan pada orang tersebut. Jika terus dibiarkan, confirmation bias akan menimbulkan prasangka buruk terhadap calon kandidat.

Secara garis besar, definisi confirmastion bias telah kami jelaskan diatas. Akan tetapi dalam dunia rekrutmen, ada saja hal-hal yang membuat Anda menjadi bias dalam menilai seseorang calon kandidat.

Hal-hal yang mungkin bisa mendukung penilian Anda yang bias tersebut adalah meliputi umur, domisili dan lain sebagainya. Confirmation bias yang Anda miliki tersebut akan menimbulkan diskrimasi terhadap calon kandidat sehingga memunculkan penilaian yang tidak relevan.

Jika bias ini terus menjadi budaya Anda dalam merektur calon karyawan, Anda akan mendapatkan karyawan yang tidak sesuai value perusahaan. Dengan demikian, visi dan misi perusahaan akan susah untuk terwujud karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak mendukung.

Tidak ada gunanya HR melakukan confirmation bias. Hal itu krena keberagaman dalam suatu divisi pekerjaan malah mendukung terwujudnya hal-hal yang penting pada perusahaan.

Menurut Dr. Pragya Agarwal, keberagaman dalam kantor menguntungkan berbagai sektor. Kerja sama antar karyawan akan meningkat lebih baik menjadi 43%. Selain itu, sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan hingga 33%.

Kami yakin, bias tidak bisa hilang 100%. Langkah yang perlu Anda tempuh untuk mendapatkan karyawan yang presisi adalah memilimalisir confirmation bias. Meskipun demikian, kami sarankan untuk mewujudkannya dengan cara-cara sebagai berikut ini:

1. Teknologi Bias Detektor

Teknologi ini membantu mengurangi bias dalam menjalankan tugas-tugas HRD. Hal itu pun pernah diteliti oleh beberapa peniliti dengan ragam hasil analisisnya sebagai berikut:

Moors dalam penelitiannya tahun 2014 mengatakan bahwa teknologi ini menguntungkan HR untuk mengetahui kejujuran tiap karyawan. Promosi jabatan hingga pemetaan karyawan adalah hal yang rawan untuk memunculkan ketidaksesuaian ucapan dengan hasil akhirnya. Oleh karena itu, HR perlu untuk meminimalisirnya dengan mengandalkan teknologi ini untuk menyesuaikan ucapan dengan kemampuannya.

Namun teknologi itu mendapatkan kritik dari pakar Psikologi, Harzing. Teknologi ini justru kurang berdampak untuk mengurangi bias dalam proses rekrutmen. Hal itu karena teknologi-teknologi tersebut karena menanamkan tes yang bersifat non-kognitif. Salah satu tesnya adalah Skala Likert.

Skala tersebut menghasilkan tes yang tidak signifikan. Selain itu, tes ini rawan untuk manipulatif sehingga hasilnya tidak objektif.

2. Blind Hiring

Jenis rekrutmen ini dapat memberikan kesempatan untuk menghasilkan karyawan yang beragam latar belakang. Hal itu karena Anda dengan sengaja menyampingkan identitas dari calon karyawan yang meliputi agama, ras, etnis, jenis kelamin dan informasi lainnya yang berkaitan dengan privasi. 

Memiliki karyawan yang beragam latar belakang menurut Boston Consulting Group menguntungkan karena dapat menunjang hubungan yang positif dan meningkatkan pendapatan sebanyak 19% daripada manajemen kerja yang tidak terdiri dari karyawan yang beragam. 

Namun cara ini tidak serta merta Anda gunakan begitu saja. Agar mengetahui kesesuaian kemampuan kandidat dengan kebutuhan perusahaan, maka Anda perlu melakukan beberapa tes yang sesuai dengan posisinya. 

Tes tersebut yang menjadi tolak ukur Anda dalam menilai kelayakan calon kandidat. Jika calon kandidat dinyatakan lolos, maka mereka akan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya.

3. Minimalisir Confirmation Bias dengan Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence jadi teknologi yang membantu HR dalam proses rekrutmen. Dalam menjalankan proses itu, Anda akan menghabiskan banyak waktu apalagi dalam menyeleksi kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Namun seleksi oleh AI masih memerlukan Anda dalam memasukkan data yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setelah itu, serahkan proses rekrutmen tersebut menggunakan AI yang akan mendapatkan karyawan yang presisi.

Dalam proses rekrutmen, salah satu tahapan yang menggunakan AI adalah Applicant Tracking System (ATS). Teknologi tersebut akan menyeleksi CV kandidat dengan analisasi setiap teks yang ada.

Selain itu, AI mampu membantu HRD dalam mengetahui kepribadian calon kandidat lewat beberapa pergerakan alat panca indera milik Aikrut.

Platform kami akan membantu Anda mengenali kepribadiannya lewat gerakan yang spontan. Anda dapat mengurangi confirmation bias dengan AI kami.

Kami Bantu Anda untuk #BebasBias

Manusia tidak bisa lepas dari bias hingga terbawa pada urusan pekerjaan. Confirmation bias adalah salah satu bias yang perlu Anda hilangkan agar mendapatkan karyawan yang presisi.

Karyawan yang sesuai dengan value perusahaan adalah aset yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu, Aikrut bantu untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan di masa yang akan datang dengan mengandalkan Artificial Intelligence.

Kami yakin, value perusahaan adalah prioritas. Kami pun sadar dalam mewujudkannya, karyawan yang sesuai dengan budaya perusahaan adalah wajib untuk dimiliki.

Oleh karena itu, realisasikan masa depan perusahaan yang lebih baik bersama kami!

Referensi:

https://www.forbes.com/sites/pragyaagarwaleurope/2018/10/19/how-can-bias-during-interviews-affect-recruitment-in-your-organisation/?sh=24d875a71951

https://vervoe-com.translate.goog/confirmation-bias-in-hiring/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp

Tentang Penulis

Ella Dyan Septianing Tyas